Review
Army of Two
Game ini menceritakan dua orang tentara bayaran bernama
Elliot Salem dan Tyson Rios yang menyelesaikan misi secara diam-diam dan jauh
dari pemberitaan resmi media. Cerita berkisar di pengkhianatan, konspirasi dan
balas dendam di dalam jajaran angkatan bersenjata Amerika Serikat.
Dalam mode single player, kita akan memilih untuk memainkan
Elliot atau Tyson dalam enam misi yang cukup menantang dan sedikit tidak
realistik. Dalam setiap pertempuran, senjata yang paling ampuh adalah sistem Aggro.
Sistem Aggro merupakan petunjuk seberapa agresifnya player menghadapi
musuh-musuh yang ada, meteran Aggro dapat penuh dengan cara menembak, melempar
granat atau menembak secara membabi buta ke arah musuh. Bila meteran Aggro
terisi penuh, perhatian musuh akan teralihkan kepada player atau AI dan pemain
kedua ataupun AI dapat menghabisi musuh-musuh yang ada dari sudut buta atau
sudut yang tidak terlihat.
Aggro juga dapat menjadi sebuah cara membunuh musuh secara
efektif tanpa membuang peluru secara berlebihan. Tempatkan AI ataupun temanmu
dalam kondisi menyerang sehingga Aggro meter terisi penuh, lalu player dapat
melakukan serangan-serangan jarak dekat yang tidak membutuhkan peluru atau
melakukan tembakan-tembakan headshot yang jelas lebih irit dibandingkan
tembakan biasa kearah badan.
Dalam pertempuran terdapat tiga jenis tentara yang harus
dihadapi oleh pemain. Tentara yang memiliki warna biru merupakan tentara biasa
yang mudah dibunuh. Sedangkan yang memiliki warna merah merupakan tentara
dengan pangkat yang sedikit lebih tinggi, mereka lebih agresif dan tidak mudah
ditembak dan yang terakhir adalah tentara bewarna emas. Mereka sangat agresif
sekaligus memiliki baju pelindung yang sama kerasnya dengan milik Elliot
ataupun Tyson sehingga hanya bisa dilukai dari belakang.
Dilihat dari segi grafis, game Army of Two benar-benar
menampilkan grafis yang sempurna. Semua detail terlihat sangat realistis, mulai
dari topeng menyeramkan milik Elliot dan Tyson sampai ke bentuk armor yang
terlihat keras dan tahan peluru. Rasanya Unreal Engine 3.0 memang pantas
disebut-sebut sebagai engine game terbaik tahun ini, mengingat prestasinya pada
beberapa game terlihat sangat luarbiasa indah dan detail. Sedangkan dari sisi
sound, suara yang dihadirkan cukup spektakuler. Desingan peluru dan ledakan
granat terdengar seperti aslinya, bahkan sound yang dihadirkan sangat
menggelegar sehingga membuat salah satu speaker di kantor redaksi bersuara
pecah.
AI dalam game ini masuk ke kategori cerdas. Selain fasih
menembak musuh, AI dalam game sangat mudah untuk diperintah. EA tampaknya
sangat memperhatikan sistem AI dalam game, sehingga tidak hanya partner kita
yang memiliki tingkat akurasi yang sangat tinggi. Pihak musuhpun memiliki
akurasi yang meyakinkan, secara garis besar AI dalam game Army of Two selangkah
lebih maju dibandingkan game-game sejenis. Walaupun terkadang masih ditemukan
AI dalam game berdiri mematung seperti tidak ada tembakan di sekelilingnya
ataupun salah memosisikan diri sehingga tidak terlindung dengan baik.
Selain dalam pertempuran, player juga terkadang membutuhkan
bantuan partner untuk mencapai daerah tertentu. Selain itu banyak gerakan
akrobatik yang menambah daya tarik game Army of Two. Misalnya, gerakan back to
back yang memposisikan pemain untuk bersandar saling memunggungi dan melakukan
tembakan secara gerak lambat demi menghabisi musuh yang mengepung.
Elliot ataupun Tyson dapat membawa tiga buah senjata dan
berbagai macam granat selama permainan berlangsung. Senjata pertama tipikal
senapan mesin atau shotgun yang dipakai guna menghabisi musuh yang ada. Senjata
kedua biasanya berupa pistol ataupun sub machine gun yang berfungsi sebagai
cadangan. Terakhir adalah, senjata spesial yang bisa berupa sniper ataupun
peluncur roket guna memberikan kerusakan yang besar.
Setiap senjata yang ada didalam game dapat diupgrade
sedemikian rupa sehingga memiliki peningkatan ataupun penurunan fungsi yang
ada. Bahkan player dapat memberikan warna-warna tertentu yang mencolok mata
yang nantinya berguna untuk menaikkan Aggro. Kapan lagi kamu melihat senjata
jenis AK47 berwarna emas dalam pertempuran nyata? Musuh pun dapat memiliki
senjata yang sama tetapi tidak memiliki efek apapun selama permainan.
Permasalahan pertama muncul karena banyaknya senjata
dan upgrade yang
ada. Upgrade yang
tersedia untuk beberapa senjata sangat minim dan terkadang tidak memberikan
perubahan yang berarti pada senjata yang diupgrade.
Permasalahan ke dua muncul karena pendeknya game yang ditawarkan. Kamu hanya
membutuhkan waktu kurang lebih enam jam untuk menamatkan game Army of Two,
satu-satunya hal yang dapat memancing kamu memainkan ulang game Army of Two
adalah senjata yang dapat kamu kumpulkan dalam game. Sayangnya senjata-senjata
tersebut dapat kamu kumpulkan dalam sekali main, bila beberapa hal tidak kamu
lewatkan selama permainan.
Mode multiplayer menyediakan tiga mode yaitu Bounties,
Extraction dan Warzone. Bounties mengharuskan kita untuk membunuh target yang
muncul secara random sedangkan Extraction membuat kita harus mengawal VIP
ataupun membawa POW yang muncul secara random didalam map dan yang terakhir
Warzone mengharuskan kita menghancurkan atau mempertahankan obyek yang ada
didalam map
Tidak ada komentar:
Posting Komentar